Rabu, 10 November 2010

LAMBANG USKUP & ARTINYA

Gunungan: adalah lambang semesta alam. Pohon Kehidupan. Bentuknya bagaikan gunung, lebar di basis, melancip ke atas melambangkan ajakan untuk mengangkat hati kepada Tuhan (dalam bahasa Latin: Sursum Corda).
Gandum dan Anggur: menunjuk peristiwa atau perayaan Ekaristi, pusat religiositas Gereja. Lambang yang sama juga dapat menunjuk kepada jerih payah kerja kaum petani, golongan masyarakat yang pada zaman modern ini selalu dikalahkan. Dengan demikian lambang ini mau mengungkapkan sikap Gereja masa kini, "preferential option for the poor".

Tongkat: lambang tugas penggembalaan Uskup. Tongkat ini dibentuk mirip gabungan huruf Yunani X (=Chi) dan P (=Rho), yang berbunyi Kristus. Kristus telah menganugerahkan karya keselamatan dan adalah Sang Sabda.
Gulungan Alkitab: melambangkan Kristus Sang Sabda. Gulungan Alkitab ini ada dalam penyinaran Cahaya Api Bintang Timur, yang menunjukkan jalan para arifin ke Bethlekem, dalam semangat "dengan segala kerendahan hati aku melayani Tuhan" (Kis. 20:19).
Topi caping dengan tali gombyok bertingkat: melambangkan tugas hirarkis sebagai Uskup Agung yang diterima oleh Sri Paus. Caping atau topi model Jawa sering dipakai gembala dan petani Jawa. Maka, caping tersebut menjadi lambang penggembalaan. Di samping itu caping juga melindungi, maka juga menjadi lambang perlindungan Tuhan.
Burung Merpati: menggambarkan Allah Roh Kudus Sang Pembimbing, Penghibur yang merasuki dan mengarahkan kehidupan Gereja. Tanda dan gambar ini semua menandakan bahwa meskipun Uskup Agung itu adalah tanda kedudukan yang diberikan Sri Paus, namun demikian Uskup juga, harus dapat mengendalikan diri (gambar tali) dan mengikuti Tuhan yang selalu merasuki hidup kita dalam Roh Kudus.
Serviens Domino cum omni Humilitate Act. 20, 19: gambar dan lambang tersebut dirumuskan dalam kata-kata "Aku melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati" (Kis. 20:19). Cita-cita yang diharapkan dapat menuntun dan memberi kekuatan dalam pelayanan penggembalaan.
Kerendahan hati (dalam bahasa Latin humilis, turunan dari kata dasar humus yang berarti tanah yang amat subur) adalah keutamaan dasar di mana semua keutamaan lain dapat dan diharapkan tumbuh; sekaligus landasan yang memungkinkan terlaksananya tata penggembalaan yang mengikutsertakan dan mengembangkan.
Melayani Tuhan: cakrawala iman ini menjadi landasan untuk memandang sesama sebagai saudara yang dicintai oleh Tuhan dan identitas pemimpin pastoral sebagai pelayan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar