Minggu, 24 Januari 2010

Fwd: Dua Rumah Ibadah di Sumut di bakar




Dua Rumah Ibadah Nasrani di Sumatera Utara Dibakar

Jum'at, 22 Januari 2010 | 22:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Rumah ibadah Huria Kristen Batak Protestan dan rumah ibadah Pantekosta di Sibuhuan, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, hari ini dibakar massa. Kedua rumah ibadah Nasrani yang terpisah sekitar 500 meter itu kini tinggal puing.

"Mereka (pelaku) datang sekitar seribu orang. Mereka marah karena pengurus rumah ibadah tidak menepati janji untuk mengalihfungsikannya," ujar Bupati Padang Lawas Basrah Lubis melalui telepon, Jumat (22/1).

Sengkarut berawal pada malam Natal tahun lalu, tanggal 24 Desember 2009. Masyarakat di Sibuhuan berdemonstrasi menentang keberadaan dua rumah ibadah tersebut. Alasannya, makin lama makin banyak jemaat yang beribadah di sana, dan penduduk sekitar merasa terganggu.

Kemudian, pengurus rumah ibadah HKBP meminta statusnya dinaikkan menjadi gereja. "Setelah kami pelajari, ternyata mereka belum memenuhi syarat. Seharusnya ada minimal 60 rumah tangga (agar bisa mengajukan kenaikan status), tapi mereka baru ada 23," ucapnya.

Pemerintah lalu menggelar musyawarah dengan pemuka agama dan pihak berwenang. Menurut Basrah, dalam pertemuan itu ada kesepakatan untuk mengalihfungsikan rumah ibadah menjadi rumah tinggal paling lambat 15 Januari. "Tanpa ada paksaan," kata dia.

Jemaat rumah ibadah diminta mengalihkan kegiatan peribadatannya ke Kecamatan Sosa, di mana telah berdiri tiga gereja. Kecamatan tetangga yang berjarak sekitar 28 kilometer dari Sibuhuan, kata Basrah, bisa ditempuh dalam waktu setengah jam.

Hingga hari ini, ujar Basrah, ternyata pengurus rumah ibadah HKBP yang didirikan tahun 1992 itu tak menepati janji. Mereka hanya membongkar sebagian bangunannya.
 

 



Sent from my BlackBerry®




Kamis, 21 Januari 2010

Hati-hati Bertransaksi di ATM

Didapat dari teman..

Friday, January 22, 2010
Rawan Pembobolan, Hati-hati Bertransaksi di ATM

Grace Simon, penyanyi top era 1970-an, langsung menarik seluruh dana yang tersisa di bank begitu rekeningnya ketahuan kebobolan sebesar Rp 15 juta. Ia tak mau dana pribadi maupun dana panti asuhan miliknya yang masih tersimpan di bank ikut terkuras pula. Grace, yang kini mengelola panti asuhan Baith-El di Jalan Jempiring 20 Semarapura itu adalah satu di antara 19 korban sindikat pembobol rekening via anjungan tunai mandiri (ATM) di Bali.

Itu yang dilakukan Grace, lalu bagaimana dengan korban lainnya? Tak banyak korban yang mau buka suara soal ini. Yang pasti, menurut Kapoltabes Denpasar Kombes Pol. Gede Alit Widana, dari seluruh korban yang melapor, total dana yang telah tersedot penjahat mencapai lebih dari Rp500 juta. Untuk kepentingan pengungkapan, Alit Widana mengatakan pihaknya telah memeriksa 20 orang saksi serta melakukan koordinasi dengan pihak bank.

"Berdasarkan hasil peyelidikan sementara, sistem yang digunakan untuk membobol kartu ATM para nasabah, diduga dengan memasang chips di mesin ATM untuk merekam data dari kartu dan juga adanya pemasangan kamera tersembunyi untuk mengetahui digit nomor PIN milik para nasabah," paparnya kepada pers, Kamis (21/1).

Rupanya, pembobolan ATM ini bukan hanya terjadi di Bali. Melainkan terjaid juga Jakarta. Kamis (21/1) TEMPO Interaktif melaporkan bahwa Markas Besar Kepolisian mulai mempelajari keterlibatan mafia Rusia dalam kasus pembobolan ATM ini.
"Kan sebagian pelaku sudah keluar (dari penjara). Kami pelajari modus operandinya, apakah yang sekarang sama dengan yang lama," ucap Kepala Badan Reserse dan Kriminal Inspektur Jenderal Ito Sumardi. Menurut Ito, apabila modus yang digunakan sama, maka ada kemungkinan operasi pembobolan kembali dilakukan oleh mereka.

"Namun kami masih mengembangkan (keterkaitan mafia Rusia)," tandasnya.

Di Bali, sejumlah korban yang melapor ke kepolisian terkait kasus ini antara lain: Robert Allen - Rp55 juta (BCA), Richard Lewis - Rp18,5 juta (BCA), Sueca - Rp8,5 juta (BCA), Yudiyono - Rp34 juta (BCA), Lili Suryani - Rp145 juta (BCA), Wilhelmina Bia Migirayo - Rp19 juta (BCA), Grace Ellen Simon - Rp 15 juta (BCA), Ika Nuriali - Rp8,5 juta (BCA), Helena Brau Buo - Rp27 juta (Permata), Dario – Rp 46 juta (Permata), NN – Rp 11,5 juta (Permata), Wayan Siplin – Rp13,2 juta (BNI), Ketut Sri Wardani – Rp 30,1 juta (BNI), Nyoman Sureni – Rp30 juta (BNI).

Berkait dengan kasus ini, pihak Bank Indonesia menghimbau nasabah untuk mengganti PIN secara berkala sebagaimana telah diingatkan oleh pihak bank selama ini. Berikut ini beberpa beberapa tip lain menghindarkan diri dari pembobolan rekening via ATM:


1. Lindungi kerahasiaan PIN dengan tidak memberitahukannya kepada siapa pun, termasuk kepada orang yang tampak seperti petugas bank.
2. Tutup dengan tangan saat memasukkan PIN di ATM sehingga PIN tidak dilihat oleh pihak lain.
3. Perhatikan kondisi fisik ATM dan sekililingnya. Apabila ada hal-hal yang mencurigakan, jangan gunakan ATM tersebut. Segera laporkan kondisi tersebut kepada pihak bank terdekat dan atau kepada pihak berwajib.
4. Pada saat bertransaksi menggunakan kartu ATM / Debit pada merchant / toko yang bekerja sama dengan pihak perbankan, perhatikan kondisi alat EDC (Electronic Data Capture). Bila terdapat alat yang mencurigakan menempel pada EDC, urungkan transaksi dan segera laporkan kepada pihak bank terdekat atau kepada pihak berwajib.
5. Segera lakukan pemblokiran Kartu ATM, jika kartu ATM anda hilang dengan menguhubungi via telpon atau datangi kantor cabang penerbit kartu tersebut.
6. Gunakan Ruang ATM yang benar benar aman dan jauh dari orang2 tidak di kenal.
7. Untuk mengacaukan rekaman penjahat, setelah bertransaksi via ATM, masukkan kembali kartu ATM lalu tekan nomor acak dan tekan tombol "cancel".


Pemanasan global? Apa sih itu?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!

Rabu, 20 Januari 2010

Melihat Aula Budi Murni, Tempat Kita Beribadah

Siapa yang tidak kenal dengan Budi Murni? Kalau dulu tidak begitu terkenal, sekarang nggak mungkin kalau tidak ada orang yang tidak tau. Budi Murni, selaian sebagai pusat sekolah (Sekolah Budi Murni), lokasi ini juga menjadi salah satu tempat yang strategis. Di tempat ini juga banyak sekali Gereja. Dari yang hanya menggunakan ruang kelas di salah satu sekolah, sampai bangunan fisik Gereja yang mudah dikenali.



Salah satu yang menetap di wilayah itu adalah Gereja Katholik Paroki St. Yohanes Maria Vianey. Atau lebih dikenal sebagai Paroki Cilangkap... Gereja ini, belum mempunyai bangunan secara fisik.Sampai saat ini, umat Paroki Cilangkap menempati sebuah Aula untuk kegiatan beribadah dan keagamaan lainnya.

Yang ingin disoroti dalam tulisan ini adalah, tingkat kepedulian Umat terhadap bangunan Aula Budi Murni ini... Memang tidak jorok. Tetap bersih dan terawat. Hanya sayangnya, setiap kali habis Misa, selalu saja ada bekas tissue di bawah kursi, bekas bungkus permen atau kotoran ylainnya yang kira-kira sangat mengganggu umat yang akan Misa berikutnya.

Itu di bagian dalam. Bagian luar pun tak kalah "hebatnya". Walau ada tempat sampah di setiap sudut yang telah disediakan Badan Pengelola. Budi Murni, ada saja umat yang sepertinya memang sudahmati hati untuk kebersihan tempat Ibadah. Lantas, bagaimana sikapnya tentang kebersihan di rumahnya sendiri ya? Pusing...

Sepertinya, Aula ini hanya sebagai Halte. Didatangi, digunakan dan setelah selesai, langsung keluar begitu saja... Mungkin pula ada yang beranggapan kalau Aula tetap Aula, bukan Gereja. Mugkin maksudnya, jika sudah mempunyai bangunan gereja, otomatis akan bersih sendiri. Lha, kalau sikapnya saja cuek dan tidak peduli kebersihan, mau sampai kapan pun akan tetap kotor. Kotor lingkungannya dan kotor hatinya.

Saran:
Selalu menjaga kebersihan lingkungan Aula Budi Murni setiap saat.



(ebato)



Selasa, 19 Januari 2010

Gedung Baru Paroki Cilangkap

Setelah sekian lama menanti dan uang sudah terkumpul, Paroki Cilangkap berhasil membangun satu gedung baru. Tepatnya di belakang Aula yang selama ini kami gunakan sebagai sarana Ibadah.

Gedung yang sebelumnya adalah bangunan sekolah dasar Budi Murni, di sulap menjadi Gedung Serba Guna. Dengan Luas yang sama dengan bangunan sebelumnya, segala macam aktivitas makin banyak menggunakan fasilitas itu. Yang jelas, setiap hari minggu, tidak ada ruang-ruang kosong. Sekolah Bina Iman, Persiapan Misa, Sekretariat dan lainnya.

Selasa, 12 Januari 2010

Berita Duka

Telah meninggal salah satu Warga St. Sesilia Wilayah Delapan, Paroki Cilangkap, Jakarta Timur

Bp. Simon

Pada hari ini, Selasa, 12 Januari 2010 karena sakit.

Alamat rumah duka : Perumahan Kavling DKI - Cipayung

Jenazah dikebumikan di TPU. Pndok Ranggon - Jakarta Timur

Senin, 11 Januari 2010


Inilah salah satu sudut Tata Perayaan Ekaristi Maha Kudus di Paroki St. Yohanes Maria Vianney, Cilangkap, Jakarta Timur