Jumat, 21 Mei 2010

Nderek Dewi Maria

Kita tentu tidak asing dengan lagu ini. Sebuah lagu yang didedikasikan untuk kemuliaan Bunda Maria yang dibahasakan dalam Bahasa Jawa, menjadi sentuhan tersendiri. Lagu ini banyak dipakai saat acara pengantin di Gereja terutama saat penghormatan Kedua Mempelai setelah mengikuti Sakramen Pernikahan...
Berikut liriknya..

Lagu : Nderek Dewi Maria

NDèrèk Dewi Maria, tamtu geng kang manah.
mBoten yèn kuwatosa, ibu njangkung tansah.
Kanjeng Ratu ing swarga amba sumarah samya.
Sang Dewi, Sang Dewi mangèstunana,
Sang Dewi, Sang Dewi mangèstunana.

Nadyan manah getera, dipun goda sètan,
nanging batos èngetnya, wonten pitulungan.
Wit Sang Putri Maria, mangsa tèga anilar.
Sang Dewi, Sang Dewi mangèstunana,
Sang Dewi, Sang Dewi mangèstunana.

Menggah saking apèsnya ngantos kèlu sètan.
mBoten yèn ta ngantosa klantur babar pisan.
Ugeripun nyenyuwun Ibu tamtu tetulung.
Sang Dewi, Sang Dewi mangèstonana,
Sang Dewi, Sang Dewi mangèstonana.

Bahasa Indonesia

Meneladan Maria, hati 'kan gembira
tidak akan kecewa, ibu 'kan bersama
ya Maria, ratu surga, kami menyerah semua
O ibu, o ibu, tolonglah kami (2x)

Walau hati tertekan digodai setan
Tapi kami percaya akan pertolongan
kar'na ibu Maria akan beserta kita
O ibu, o ibu, tolonglah kami (2x)

Jika kar'na lemahnya dicobai setan
Tidak akan khawatir akan pertolongan
asal kita meminta, ibu akan terbuka
O ibu, o ibu, tolonglah kami (2x)

Prev: Lirik Lagu "Give Thanks"
Next: ~ no title ~

Senin, 17 Mei 2010

NOVENA ROH KUDUS

Paroki St. Yohanes Maria Vianney mengadakan Novena Roh Kudus yang dimulai pada tanggal 14 Mei 2010 sampai dengan 22 Mei 2010. Novena ini mengambil thema:
Mampukan Kami Menolong Mereka Yang Miskin.
Novena ini dimulai pada pukul: 17.30 WIB, bertempat di Aula Budi Murni.
Bagi umat yang ingin mengikuti, silahkan bergabung..

Minggu, 16 Mei 2010

Menikmati Pekerjaan

RENUNGAN HARI INI

Senin, 17 Mei 2010

"MENIKMATI PEKERJAAN"

Bacaan: Pengkhotbah 9:7-10

Setahun: 1 Tawarikh 1-3; Yohanes 5:25-47

Nas: Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan kerjakanlah itu sekuat tenaga (Pengkhotbah 9:10)

Setiap hari, seorang ibu tua menyapu jalan. Dengan seragam lusuh dan sapu di tangan, dibersihkannya pinggiran jalan berkali-kali. Orang yang lalu lalang di sana sulit menemukan debu atau daun kering. Bersih sekali. Walau digaji minim, si ibu bekerja sepenuh hati. "Saya suka melihat jalanan bersih," katanya, "Senang rasanya melihat orang merasa nyaman lewat jalan itu!" Ia menemukan kesukaan bekerja, bukan hanya karena mendapat gaji. Ia sadar pekerjaan itu membuatnya bisa berkarya bagi sesama.

Banyak orang tidak menyukai pekerjaannya. Waktu bekerja delapan jam sehari terasa berat karena melakukan tugas yang membosankan. Pengkhotbah mengajak kita melihat sisi positif dari bekerja. Walau membosankan, pekerjaan memberi kita upah. Dengan itu kita bisa makan dan minum (ayat 7), punya pakaian bersih (ayat 8), serta mencukupi biaya rumah tangga (ayat 9). Upah bekerja memberi kita harga diri karena bisa mencukupi diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Di atas semua itu, bekerja adalah sebuah kesempatan. Orang mati tak lagi bisa bekerja (ayat 10). Mumpung masih kuat dan sehat, inilah saatnya berkarya. Pengkhotbah mengajak kita bekerja sekuat tenaga. Apa pun pekerjaan kita, nikmatilah sama seperti menikmati makanan dan minuman.

Apakah Anda punya pekerjaan yang halal? Bersyukurlah dan nikmatilah! Pekerjaan Anda mungkin tidak sesuai dengan keinginan Anda. Namun, itu tak jadi soal. Ketika bekerja sekuat tenaga dan dengan sepenuh hati, Anda akan menemukan kepuasan. Bahkan, merasa mantap sebab bisa menjadi orang yang bertanggung jawab --JTI

CIPTAKAN KETERBEBANAN SAAT BEKERJA  ANDA AKAN BEKERJA KERAS TANPA MERASA DIBEBANI

_____________________________________

Pengkhotbah 9:7-10

(7)     Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang, karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.   (8 Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.  (9 Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang  dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.  (10 )  Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.

 


Kamis, 13 Mei 2010

Daun Tapak Dewa Jadi Obat Alternatif Gejala Gastrithis

Mempunyai kadar Gas berlebih di dalam tubuh rasanya gak enak banget. Gak hanya perut saja yang sakit, tapi hampir seluruh badan, termasuk kepala rasanya ampuuuuuuuunnnn... skait banget. Mungkin penjelasannya, urat atau otot yang seharusnya dialiri darah atau cairan sehat lainnya, malah dipenuhi oleh gas. Atau, mungkin kekuatan gas menekan fungsi-fungsi otot, sehingga tidak bekerja dengan baik.

Gejala yang saya alami ini sudah lama. Sekitar pertengahan tahun lalu.. Berbagai macam obat telah saya makan, terutama cairan plantacyd forte yang rutin saya minum. Jika saya minum obat yang diberikan dokter dan kemudia mempunyai tanda-tanda gas berkurang sih gak apa ya, tapi, ini gak menampakan kesembuhan. Padahal, semua anjuran dokter untuk pantang makan asam, pedas, kopi, rokok bahkan es, sudah saya lakoni.

Senin, 03 Mei 2010

OFM

Ketika Romo Anto menyampaikan "cerita" ini dalam khotbahnya, saya jadi ingat tulisan sebelumnya yang berisikan nama lengkap dari Ordo-ordo yang ada.. Salah satu yang dibahas adalah  OFM atau Ordo Fratum Minorum. Disebutkan oleh Romo Anto, Pr, Ordo ini mewakili kelompok atau komunitas gelandangan. Dan, jika kita melihat seragam mereka dengan jubah berwarna coklat, itu sebenarnya menggambarkan kaum gelandangan di daratan Eropa. Jika ada penutub jubahnya, itu dimaksudkan untuk melindungi kepala dari sengatan panas matahari dan rintikkan hujan...

Ordo OFM ini menaungi beberapa Panti-panti Asuhan yang kita kenal. Vincentius, Pondok Si Boncel, Desa Putra. Itu semua mewakili keterbelakangan ekonomi dan rendahnya status sosial. Karena rata-rata penghuni panti adalah kaum terbuang.

Sungguhkan kita sudah mengikuti jalan Ordo ini?