Kamis, 07 Juli 2011

Jalan salib ala Petani Magelang

27 April 2011 08:28

(Magelang 23/4/2011)Rangkaian peringatan Paskah mencapai puncaknya pada Jumat Agung. Seperti biasa, umat Katolik menjalani renungan kisah sengsara Yesus dengan mengikuti jalan salib. Uniknya, tablo (drama) perjalanan itu dikisahkan ala petani oleh umat Katolik di Gubug Selo, Merapi, KabupatenMagelang.

Prosesi jalan salib dimulai pukul 09.30. Lebih dari 50 orang mengikuti acara yang digelar di sepanjang jalan menuju Gunung Merapi, Dusun Grogol, Desa Mangunsoka, Kecamatan Dukun, Magelang, itu.

Namun, tidak ada salib atau mahkota duri yang melingkar di kepala Yesus yang diperankan sepasang pemuda. Simbol salib diganti dengan alat bajak tradisional berupa garu, sedangkan mahkota duri diganti dengan caping petani. "Simbol memang kami ganti dengan nilai-nilai khas warga sini. Terutama petani," kata koreografer acara Susanto.

Prosesi acara yang dipimpin Prodiakon Gubug Selo Merapi Suharto itu dimulai dari sebuah kandang sapi kecil di ujung desa. Adegan pertama dimulai dengan pemberian dera atau hukuman kepada Yesus. Dalam rangkaian itu, sepasang Yesus diminta agar memanggul garu layaknya dua sapi yang sedang membajak.

Untuk mencapai puncak bukit atau akhir perjalanan salib, ada 12 perhentian. Di antaranya, pada perhentian kedua, kepala Yesus diberi mahkota duri (caping) dengan paksa. Yesus juga berhenti ketika bertemu dengan ibunya. "Seharusnya ada 14 pemberhentian hingga Yesus diturunkan dari salib. Tapi, kami persingkat menjadi 12 adegan," tutur Susanto.

Di setiap perhentian tersebut pemimpin rombongan membaca doa diikuti semua jemaat. Prosesi diakhiri dengan menaburkan bunga ke jenazah Yesus.

Suharto yang memimpin prosesi jalan salib mengatakan, ibadah tersebut mempunyai arti perlunya menghayati cinta kasih Tuhan yang rela mengorbankan diri demi umatnya. "Ini yang perlu diteladani pengikutnya," ujar dia. (jpnn.com)

(Foto:antara: http://mirifica.net/artDetail.php?aid=6903)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar