Minggu, 04 April 2010

Paskah

Akhirnya Misa Paskah di malam minggu menutup prosesi Tri Hari Suci. Khususnya bagi umat Paroki Cilangkap, acara ini sangat berkesan. Bagaimana tidak, sebelum memulai Misa Kamis Putih yang kedua, hujan mendadak hadir. Tidak saja suara gluduk atau petir, tapi lebih menjelma menjadi suara Halilintar yang saling bersahutan... Hujan pun tak kalah deras menyiram Jakarta sore itu...


"Waduh, bagaimana dengan umat yang akan pulang Misa pertama nih? Karena hujan seperti tak mau berhenti begitu saja.. Curah hujan yang sangat lebat membuat siapapun takut akan gejala alam yang satu ini. Apalagi sebelumnya banyakkejadian longsor atau banjir bandang menerpa beberapa wilayah di Indonesia...

Sampai hari Jumat, Hujan masih saja turun. Tapi tidak selebat satu hari sebelumnya. Malah lebih kecil.. Makanya mungkin bagi yang mengikuti Misa Pertama suasana di dalam Aula begitu gerah... Kipas angin raksasa seakan tak mampu mengusir panas. Untungnya saya yang mengikuti Misa Kedua, panas dan Gerah tidak mengalami itu...

Hujan lebat memang menjadi catatan sendiri bagi panitia.. Wajar saja, karena acara yang dipersiapkan beberapa bulan sebelumnya, tidak boleh rusak karena hujan... Sekali lagi, kita boleh mengucap syukur, sebab misa Malam Paskah berlangsung dengan baik. Suasana pun terjadi seperti apa yang diharapkan oleh semua Umat, Panitia dan juga semua komponen termasuk Romo dan Suster.

Misa Malam Paskah kedua, menjadi pilihan saya untuk saya ikuti. Sekitar pk 19.30 WIB saya bergegas menuju Aula karena Misa Kedua adalah pk. 20.30 WIB. Walau Lokasinya sangat dekat dengan rumah, saya tidak mau kecolongan. Siapa tau, sudah banyak umat yang hadir sebelum saya.. Karena seperti biasa, saat Paskah, jumlah umat semakin membludak.


Ini, adalah suasana sebelum Misa Paskah yang Kedua.. Terlihat masih kosong. Dan kursi yang digunakan memang masih menggunakan kursi lipat. Belum menggunakan kursi khusus seperti di kebanyakan gereja pada umumnya...

Tepat di depan Patung sujud St. Yohannes Maria Vianney, terdapat kayu salib yang merupakan properti yang dipakai dalam acara Tablo Jalan Salib OMK Wilayah II. Itu memang sebuah salib buatan, tapi gak sengaja pikiran menerawang tentang peristiwa yang terjadi ribuan tahun Sebelumnya. Ya, Yesus rela dianiaya dan akhirnya wafat di kayu salib. Bukan tanpa alasan. Yesus sendiri ingin semua dosa umat manusia yang dikasihinya, dihapuskan dengan kematianNya dan dimuliakan dengan kebangkitanNya..


Tapi , manusia memang manusia. Tetap saja berbuat dosa. baik di sengaja maupun tidak disengaja...  Baik Perkataan maupun perbuatan...

Dan jika kita melihat suasanya Aula Budi Murni yang menjadi tempat Misa, bolehlah kita bersyukur berbangga diri. Sebab, walaupun tempatnya hanya Aula, tetapi kualitas bangunannya baik dan serius. Belum tentu lho tempat ibadah lain sebagus Aula kita... Makanya, patut kita jaga semaksimal mungkin..


Akhirnya, dengan kerja keras Wilayah II yang menjadi Panitia Paskah dan Petugas-petugas Liturgi, Misa Paskah menjadi sangat khidmat, bersai dan aman... Bahkan, Romo Hadi dan Romo Anto yang membawakan Misa, malah salin berkelakar saat homili...  Masing-masing saling serang dengan "kekurangannya"

Memang, kedua Romo ini dikenal Umat Paroki Cilangkap sebagai Romo yang tidak saja serius mengurusi Umat, tapi sangat enteng dalam urusan humor... (Atau bahkan serius banget dengan humornya itu ya?)

Yah, okelah.. yang penting Misa Paskah tidak saja membawa kesan tetapi juga pesan supaya kita bisa berlaku adil dan membantu si "kecil" supaya bisa hidup dengan layak...

(ebato)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar